Capres dan Cawapres

29 Januari 2009

bursa menuju RI 1 semakin memanas, Ketua dari partai – partai besar mulai memasang diri sebagai Capres (walaupun kadang belum Rakernas pun sudah menunjuk diri sebagai Capres) tidak ada seorangpun yang “berani” unjuk diri sebagai Cawapres. Salah satunya hasil dari Rakernas PDIP di Sala yang mengusung Megawati sebagai Capres dan mencari – cari pasangan caWapresnya lihat di sini.

Selain itu ada juga anggota partai besar yang mencoba peruntungannya dengan mendeklarasikan diri sebagai Capres (meski partainya ngotot untuk memasukkan Sang ketua umum sebagai Capres). Dari sini kita bisa melihat bahwa sistem demokrasi yang sering didengung – dengungkan oleh para elite politik ternyata hanya semu, ketika ada orang lain yang mencalonkan diri (bahkan baru mendeklarasikan diri.

Melihat sedikit ke partai Golkar, sebegitu pesimisnya terhadap JK ketika Sultan mendeklarasikan diri kemudian dianggap sebagai lawan yang harus dijatuhkan. Kemudian ketika Sultan (secara pribadi) diundang oleh Megawati untuk menghadiri Rakernas, Salah seorang ketua (Muladi) terbakar emosinya dengan mengajukan Sultan supaya di keluarkan dari Partai karena melanggar AD/ART (alasan bisa dicari – cari).

Ah sekali lagi ini semuahanya soal perebutan kekuasaan, rakyat kecil seperti kita tidak akan dapat imbasnya, kecuali tergencet dan tersingkir ketika salah satu dari mereka berkuasa kelak.


Sinisme yang tidak beralasan

2 Januari 2009

Beberapa hari ini kita mendengar,melihat tentang orang – orang yang berunjukrasa menentang peristiwa penyerangan israel atas Hamas di Palestina. untuk beberapa orang itu menjadi masalah yang besar apabila dihubungkan dengan agama. Tapi ada beberapa orang juga yang bisa melihat persoalan ini secara jernih. Jika mau merunut secara urut maka kita akan dihadapkan dengan masalah politik dan kebangsaan, dimana hal agama sangat jauh sekali dari persoalan tersebut. Memang sih kita perlu untuk melihat jauh ke belakang sejak pertama kali Israel mulai menegakkan benderanya dan meng-klaim bahwa beberapa wilayah Palestina menjadi milik Israel. Tapi memang bukan hak Israel untuk meng-klaim wilayah itu menjadi miliknya.
Perdebatan tentang wilayah memang sejak dulu tidak pernah bertemu, selalu saja tidak ada yang mengalah. Negara – negara adikuasa juga berusaha untuk mendamaikan tapi hasilnya selalu nihil.
sekedar catatan saja, di Palestina ada dua golonga yang bertentangan soal klaim Israel sebagai negara yaitu Hamas dan Fatah. Dua organisasi yang juga berebut kekuasaan di negara palestina sendiri. Hamas adalah organisasi garis keras Palestina yang benar-benar tidak mau mengakui Israel sebagai negara sedangkan Fatah adalah organisasi Palestina (yang sedang berkuasa) memiliki pengertian yang sedkiti lunak dibanding Hamas yaitu atas pengakuan negara Israel. Bang Yasheer Arafat sendiri yang nota bene penggede Palestina adalah juga penggede Fatah.
Mungkin bagi orang-orang yang sering unjuk rasa perlu ngerti ini juga, kenapa yang diserang Israel hanya Hamas (yang menguasai Jalur Gaza) kok Fatah enggak (menguasai Tepi Barat). Jadi intinya janganlah membawa persoalan politik dan dicampur adukkan dengan agama, wong Yasheer Arafat saja istrinya Kristen kok, orang palestina juga ada yang kristen.
Juga ketika menolak/mengutuk penyerangan Israel tidak usah membawa negara lain. Secara moral saya juga mengecam penyerangan tersebut tapi lebih baik lagi jika penolakan kita tersebut diwujudkan dengan pengiriman bahan makanan/obat ke daerah tersebut.
Palestina gak butuh dibantu tenaga (wong rakyat mereka saja ada kok) nanti malah semakin tambah beban jika kita kesana. Sekali lagi pikirkan lagi jika kita mau kesana, gak untungnya malah membebani saja. OK